25 Januari 2009

SENANDUNG BUKIT KAPUR

Duh…
Tangan-tangan kekar anak Adam itu masih mengayun martil raksasa pada tubuh-tubuh putih itu. Luka demi luka menggelinjang bersenandung. Meski setetes, bila tiap dentangan detik selalu ada, luka kian dalam, kian menganga. Biarpun tak ada darah, tak ada nanah

Duh…
Tangan-tangan kekar anak Adam itu masih mengayun martil raksasa. Berton-ton kapur memutih kapas pun telah melayang bersama deru container. Kemana tempat apa entah

Duh…
Tangan-tangan kekar anak Adam itu masih mengayun martil raksasa. Manusia mana tak butuh kenyang. Tak perlu baju baru melekat di raga. Atau anak-anak mereka sekolah. Pun lembar-lembar berangka bernama rupiah

Duh…
Tangan-tangan kekar anak Adam itu masih mengayun martil raksasa. Mengantar perlahan demi perlahan gunung kapur yang kokoh itu kematian menjemput. Hingga tak lagi ada terdengar gunung kapur bersenandung menangkap derail angin dan menggoyang rerumput senja

Tegal, Maret 2007

0 komentar:

Posting Komentar