25 Januari 2009

NISAN


Sebuah nama terukir mesra
Di lembar kelopak nisan itu
Siratan luka dan cinta bersetubuh
Cipratan dosa dan amal berpacu

Saat nyawa terpasung di dalamnya
Ribuan tangis mengumbar bergerimis
Ketika dosa terhisab tertimbang

Nisan itu tetap kokoh menjulang
Meski lumut dan serangga berarak beranak pinak
Lalu nisan perlahan membocorkan air matanya
Deras bersama doa-doa sekumpulan ilalang
Menganak sungai membasah tanah
Membasuh raga tak berdaging
Hanya tulang pucat di rumah larva
Lunglai bersama jatuhnya lembaran kamboja

Nyawa siapa menancap di ujung sana?

Sanggar Sastra Wedang Kendi, Maret 2007

0 komentar:

Posting Komentar