01 Juni 2009
KASUR
lalu kuletakkan tubuh kayuku di atas kasur ini. kasur merah
bata berisi kapuk randu. bukan busa. kasur yang jarang sekali mengenyam
sengat matahari dan embus angin. tubuhku serta merta tenggelam dalam kubur tanpa liang. kasur memakanku hidup-hidup. membunuh tapi tak mematikan. aku
berenang di sungai yang (aku rasa hanya mengalir) pada setiap musim kawin. airnya bergerak serempak seperti mata kucing yang berlari terbirit dikejar tikus yang besar sekali. sungai yang kerontang ketika bulan sabit menyelinap dan memapas tangkai
daun pisang di sepanjang tepiannya. sungai yang membuat jalur lurus seperti motif garis pada sprei pembalut kasur yang bermotif garis pula. dan karena aku tak bisa
berenang, maka tubuh kayuku pun hanyut mengikuti garis lurus sungai. sesekali tubuhku ditandu oleh ribuan kepiting bercapit catut. sesekali tubuhku terantuk batu sebesar gajah berwarna hitam yang jongkok mengintip udang kawin di dasar sungai. aku hanyut. nurut. kadang aku tak habis pikir. mengapa ada sungai di kasurku? apakah aku bermimpi? sedangkan kasurku beserta bantal-bantalnya, spreinya, gulingnya, kapuknya, selimutnya tak pernah membuatku tidur. aku tak pernah tidur. berpikir. berpikir! berpikirlah! aku
pun memutar otak. berpikir. seperti para filsuf berkepala botak, berjanggut dan berkumis tebal menjuntai langit serta berkacamata jengkol. tidak mempercayai apa yang kusaksikan. aku berpikir mencari kebenaran hakiki tentang sungai dalam kasurku. apakah ada mata air yang menyembur? tapi menyembur di mana? sedangkan di kasurku tak tumbuh gunung. aku pun hanyut dalam pikirku. seperti hanyut dalam sungai kasur. hanyut tanpa sampan, tanpa kayuh, tanpa layar. hingga kudapati muara yang menjadi jembatan antara sungai dan laut. laut? bukan laut. tepatnya lautan. kubiarkan tubuh sampanku tersedot gelombang lautan. gelombang lautan yang berwarna merah bata bermotif garis seperti kasurku. dan aku berlayar tanpa nahkoda, tanpa peta, tanpa kompas di tengah lautan kasur
Sanggar Sastra Wedang Kendhi, Mei 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar