Duh…
Tangan-tangan kekar anak Adam itu masih mengayun martil raksasa pada tubuh-tubuh putih itu. Luka demi luka menggelinjang bersenandung. Meski setetes, bila tiap dentangan detik selalu ada, luka kian dalam, kian menganga. Biarpun tak ada darah, tak ada nanah
Duh…
Tangan-tangan kekar anak Adam itu masih mengayun martil raksasa. Berton-ton kapur memutih kapas pun telah melayang bersama deru container. Kemana tempat apa entah
Duh…
Tangan-tangan kekar anak Adam itu masih mengayun martil raksasa. Manusia mana tak butuh kenyang. Tak perlu baju baru melekat di raga. Atau anak-anak mereka sekolah. Pun lembar-lembar berangka bernama rupiah
Duh…
Tangan-tangan kekar anak Adam itu masih mengayun martil raksasa. Mengantar perlahan demi perlahan gunung kapur yang kokoh itu kematian menjemput. Hingga tak lagi ada terdengar gunung kapur bersenandung menangkap derail angin dan menggoyang rerumput senja
Tegal, Maret 2007
25 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar