Pada awalnya aku lagi nunggu nda kuliah. Aku iseng buka laptop dan segera buka mesin pencari yahoo. Ku ketik namaku. Tak selang berapa lama, namaku muncul di sebuah situs koran Sinar Harapan. Ternyata tiga buah puisiku muncul di situ. Alhamdulillah. Berikut Puisinya:
Di Stasiun
Lokomotif yang berdendang
Melengking memekak
Anggap saja itu nyanyian termerdu
Yang tersenandung di penghujung
Rindunya malam ini
Manusia yang berkemas
Berjejal penuhi larikan gerbong
Nan kelam dan luka
Bersama rerimbun pedangan asongan
Berteriak jajakan mimpi dan rasa
Bilakah seseorang memuaskan rindu perutnya
Kepada makanan atau permen murah yang dijual mahal
Saat peluit bersiul
Saat mesin menderu haru
Dan rel yang memanjang kaku
Tergilas roda-roda besi
Perlahan dan menghilang
Ada cemas menyangkut
Di ujung kepala botak lokomotif
Purwokerto, Maret 2007
Ziarah Angin
Ziarahku kepada angin
Angin senja yang bernafas pada setiap
lekuk tarian kata-kata
Angin senja yang berdesir pada setiap
desah sajak-sajak
Angin senja yang membakar percik-percik
api dalam jiwa resah penyair
O berhembuslah hembus demi sajak
O menarilah desau demi sajak
O meradanglah sajak demi sajak
O gelisahlah penyair demi sajak
Ziarahku kepada angin
Angin berdesing
Sajak berdesing
Penyair berdesing
Desing berdesing
Membawa keping-keping matahari
dari rinai-rinai darah pada tubuh luka
pada jiwa samsara.
Membawa helai-helai langit
dari tangkai-tangkai rupa pada wajah resah
pada mata basah
Ziarahku pada angin
Yang menggoyang ilalang membawa ribuan sajak
yang menempel pada setiap dahannya
Tengah Malam
I
Aku tak mampu lagi
Mengangkat pena
Untuk sebuah sajak panjang
II
Hujan sudah lelah lima belas menit lalu
Setelah seharian memandikan bumi
Tak terdengar lagi tetes di atap
Senyap
Selain ringkikan serangga malam
Mainkan alunan orkestra dalam sebuah opera kehidupan
III
Tak ada puisi ini kali
IV
Dan seketika bulan menghilang separuh
Sanggar Sastra Wedang Kendhi, 2006
Selamat, selamat
17 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar